1. Macam-macam
Poros menurut pembedaannya:
a. Poros
transmisi
b. Spindle
c. Gandar
Menurut
bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros engkol, poros
luwes, dan lain-lain.
2. Hal-hal
penting dalam perencanaan poros
1) Kekuatan
Poros
2) Kekakuan
Poros
3) Putaran
Kritis
4) Korosi
5) Beban
Poros
3.
Poros dengan Beban
Puntir
Tata
cara perencanaan Poros dengan Beban Puntir
a) Daya
yang ditransmisikan: P(kW)
Putaran Poros:
(rpm)
Jika P adalah daya rata-rata yang
diperlukan maka harus dibagi dengan efisiensi mekanis n dari system transmisi
untuk mendapatkan daya penggerak mula yang diperlukan.
b) Faktor
Koreksi
Jika P adalah daya nominal output dari
motor penggerak.
c) Daya
rencana
(kW)
Jika Faktor
Koreksi
maka daya rencana Pd (kw) sebagai
patokan adalah
d) Momen
Puntir rencana T (kg mm)
Jika momen punter (momen rencana) adalah
T (kg.mm) maka,
Sehingga
e) Bahan
Poros, perlakuan panas, kekuatan Tarik
(kg/
)
Apakah poros bertangga atau beralur pasak
Faktor keamanan
.
f) Tegangan
geser yang diizinkan
(kg/mm2)
g) Faktor
koreksi untuk momen punter Kt
Dipilih sebesar 1,0
jika beban ikenakan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikir kejutan atau
tumbukan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan tumbukan atau kejutan besar.
Faktor lenturan Cb
Pemakaian Cb yang hargana
antara 1,2 sampai 2,3. (jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lenntur
maka Cb=1,0
h) Diameter
poros ds (mm)
i)
Jari-jari filet dari
poros bertangga r (mm)
Ukuran pasak dan alur pasak (table 1.8)
j)
Factor konsentrasi
tegangan pada poros bertangga β, pada pasak α.
k) Tegangan
geser τ (kg/mm2)
l)
m) Diameter
poros ds (mm)
Bahan poros, perlakuan panas, jari-jari
filet dari poros bertangga
Ukuran pasak dan alur pasak.
4.
Poros dengan Beban
Lentur Murni
Gandar
dari kereta tambang dan kereta rel mendapat pembebanan lentur. Jika beban pada
satu gandar didapatkan ½ dari berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi
berat gandar dan roda, maka besar muatan lentur M1 (kg.mm)dapat
dihitung. Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan lentur yang di
izinkan σa (kg/mm2) dengan diameter ds (mm)
dan momen tahan lentur Z=
(mm3) sehingga:
Dalam
kenyataan gandar mendapat beban statis dan beban dinamis. Bagian gandar dimana
dipasang naf roda disebut dudukan roda.
Rumus
perancangan gandar:
Harga
αv dan αL diberikan pada table 1.10 dan harga tegangan
yang diizinkan αWb (kg/mm2) dari suatu dudukan roda
terhadap kelelahan diberikan pada table 1.11.
Dapat
disimpulkan bahwa:
5. Poros
dengan Beban Puntir dan Lentur
Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk,
roda gigi dan rantai. Sehingga poros dengan beban punter dan lentur pada
pemukaan poros akan terjadi tegangan geser
karena momen punter T dan tegangan
karena momen lentur.
Tegangan geser maksimum untuk bahan yang liat:
Pada poros yang pejal dengan penampang bulat,
, dan
, sehingga
Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban berulang.
Jika poros tersebut mempunyai roda gigii untuk meneruskan daya besar maka
kejutn berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Pada
perhitungan ini menggunakan factor koreksi Km untuk momen lentur
yang dihitung. Pada poros yang berputar dengan pembebanan momen lentur yang
tetap, besarnya factor Km adalah 1,5. Untuk beban yang tumbukannya
ringan Km terletak antara 1,5 sampai 2,0, dan untuk beban dengan
tumbukan berat Km terletak antara 2 dan 3.
Besarnya
yang dihasilkan harus lebih kecil dari
tegangan geser yang diizinkan τa.
ds ≥
1/3
Besarnya deformasi yang disebabkan oleh momen punter ada poros
harus dibatasi. Untuk poros yang dipasang pada mesin umum dalam kondisi kerja
norma, besarnya defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 atau 0,3 derajat. Untuk
poros panjang atau poros yang mendapat beban kejutan atau berulang, harga
terebut harus dikurangi ½ dari harga diatas. Sedangkan pada poros tranmisi
didalam suatu pabrik beberapa kali harga diatas tidak menimbulkan kesukaran
apa-apa.
Jika ds adalah diameter poros (mm),
defleksi
putaran (
), l panjang poros (mm), T momen punter
(kg.mm) dan G modulus geser (kg/mm2), maka:
Dimana ds = diameter poros (mm), l = jarak antara
bantalan penimpuan (mm), F = beban (kg), l1 dan l2 =
jarak dari bantalan yang bersangkutan ke titik pembebanan (mm), dan y =
lenturan poros (mm).
Bila suatu poros panjang ditumpu secara kaku dengan bantalan,
maka lenturannya dapat dinyatakan dengan rumus:
Jika berat beban dinyatakan dengan W (kg), jarak antara bantalan
l (mm), dan diameter poros yang seragam ds (mm), serta penumpuannya
berupa bantalan tipis atau mapan sendiri, maka putaran krisis poros Nc
(rpm) adalah
Jika bantalan cukup panjang dan poros ditumpu secara kaku, maka
putaran kritisnya adalah
Bila terdapat beberapa benda berputar pada satu poros, maka
putaran kritis seluruhnya dari system adalah
6. Macam-macam
Pasak
Pasak
adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin
seperti pada roda gigi, sprocket, puli, kliping, dan lain-lain pada poros.
Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros.
Menurut
letaknya pada poros dapat dibedakan atas pasak pelana, pasak rata, pasak benam
dan pasak singgung. Selain itu terdapat pasak tembereng dan pasak jarum.
7. Hal-hal
penting dan tata cara perencanaan pasak.
Pasak
benam mempunyai bentuk penampang segi empat dimana terdapat bentuk prismatic
dan tirus. Kemiringan pada pasak tirus umumnya 1/100. Pada pasak rata, sisi
sampingnya haus pas dengan alur pasak. Untuk pasak umumnya dipilih bahan yang
mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60 (kg/mm2), lebih kuat dari
porosnya.
Jika
momen rencana dari poros adalah T (kg.mm) dan diameter poros adalah ds
Gaya
geser bekerja pada penampang mendatar b× l (mm2) oleh F (kg). dengan
demikian tegangan geser τk (kg/mm2) yang ditimbulkan
adalah
Dari
tegangan yang diizinkan τka (kg/mm2), panjang pasak l1
(mm) yang diperlukan dapat diperoleh
Harga
adalah harga yang diperoleh dengan membagi
kekuatan Tarik σB dengan factor keamanan
. Harga
umumnya diambil 6, dan
dipilih antara 1-1,5 jika beban dikenakan
secara perlahan-lahan, antara 1,5-3 jika dikenakan tumbukan ringan, dan antara
2-5 jika dikenakan secara tiba-tiba dan dengan tumbukan berat.
Kedalaman
alur pasak pada poros dinyatakan dengan t1 dan kedalaman alur pasak
pada naf dengan t2. Andaikan pengurangan luas permukaan oleh
pembulatan sudut pasak. Dalam hal ini tekanan permukaan p (kg/mm2)
adalah
Harga
adalah sebesar 8 (kg/mm2) untuk
poros dengan diameter kecil, 10 (kg/mm2) untuk poros dengan diameter
besar, dan setengah dari harga-harga diatas untuk poros berputaran tinggi. Dan
lebar pasak sebaiknya antara 25-35(%) dari diameter poros, dan panjang pasak
jangan terlalu panjang dibandingkan dengan diameter poros (antara 0,75 sampai
1,5 ds).
Postingannya bagus mas. sangat membantu. terimakasih
ReplyDeleteoke,
ReplyDeletekuliah dimana gan?
mas mau tanya gangguan yang sering terjadi pada pasak dan poros
ReplyDeletemas di saya rumusnya gak ada, bisa diperbaiki?
ReplyDelete